Bahasa Banjar yang digunakan hampir seluruh penduduk Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga saat ini banyak dipengaruhi bahasa Melayu dan bahasa Dayak sebagai bahasa asli penduduk Pulau Kalimantan.
Pengaruh bahasa Melayu dan bahasa Dayak itu kalau ditinjau dari segi fonologi maupun morfologi, maka bahasa Banjar digolongkan pada dua karakter lingua, kata pemerhati bahasa Banjar Mukhlis Maman, di Banjarmasin, Kamis (28/2).
Kedua karakter lingua itu yakni bahasa Banjar hulu dan bahasa Banjar kuala atau muara.
Mukhlis Maman yang juga seorang seminam komedian bahasa Banjar berkesempatan berbicara dengan tema Bahasa Banjar dalam Media Tradisional pada acara penyuluhan bahasa Banjar untuk kalangan pelajar dalam rangka peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2008 di Banjarmasin.
Berdasarkan fonologi, bahasa Banjar hulu hanya mengenal tiga huruf vokal yaitu; a, i, u.
Sedangkan bahasa Banjar kuala terdapat enam huruf vokal yaitu; a, i, u, e, o, dan e.
Morfologi bahasa Banjar hulu banyak sekali menggunakan kosa kata arkais yang sering digunakan oleh masyarakat adat etnik bukit, sedangkan bahasa Banjar kuala banyak menggunakan kata etnik Melayu.
Ciri lain penggunaan bahasa Banjar hulu adalah masyarakat yang menghuni dataran sedang dan perbukitan dan daerah perladangan, dengan dialektis agak kaku, pendek-pendek, keras dan cepat.
Sedangkan bahasa Banjar kuala adalah masyarakat yang menghuni tepian sungai, laut, muara rantauan dan pendukuhan dengan dialektis mengalun, meliuk-meliuk, tidak keras dan tidak cepat.
Sehingga perbedaannya tidak terlalu menyolok, hanya mungkin pada pengunaan beberapa kosa kata saja, maka antara kedua wilayah karakter bahasa ini tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi maupun dalam percakapan.
Dalam perjalanan kehidupan bangsa tempu dulu maka peranan bahasa merupakan unsur paling utama dalam hubungan berkehidupan dengan etnis dan bangsa lainnya.
Bahasa yang digunakan dinamakan bahasa Banjar yang terdiri dari campuran bahasa Dayak dan Melayu, sehingga bahasa Banjar menjadi bahasa pergaulan (lingua franca) bagi penutur puluhan bahasa daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Selaran, sebagian Kalimantan Temgah dan Kalimantan Timur.
Selain itu bahasa Banjar juga berkembang hingga ke wilayah negara Brunei Darusalam dan negara bagian Malaysia di Utaran Pulau Kalimantan.
Para linguis atau ahli bahasa dalam diakronis atau kesejarahan bahasa menyatakan bahwa bahasa Banjar termasuk kedalam anggota kerabat rumpun bahasa Austronesia Barat di wilayah gugusan kepulauan di selatan lautan Pasifik, yang dihipotesiskan berbeda dengan bahasa yang lainnya yang terdapat di wilayah tersebut.
Dalam kedudukannya basa Banjar diketahui sangat terpengaruh besar di daratan Borneo, oleh karena itu bahasa Banjar memiliki beberapa fungsi antara lain lambang kebangsaan daerah, lambang identitas masyarakat Banjar, media penghubung perkacapan dalam keluarga, media berkomunikasi dengan berbagai masyarakat yang ada di Kalsel, Kalteng,dan Kaltim.
Di Kalsel penggunaan bahasa banjar hampir menyeluruh, dengan berbagai subdialek dan kosa kata arkais dari daerah tertentu di provinsi ini, disamping itu ada pula beberapa masyarakat pendatang yang tinggal dan menetap di daerah ini dengan cepat tertular tuturannya ke dalam bahasa Banjar.
Sumber : www.mediaindonesia.com
Komentar
Posting Komentar